Depok, inforakyatindonesia.com – Wali Kota Depok Mohammad Idris secara resmi membuka dan meresmikan pasar tumpah saat malam takbiran di Jalan Naming D Bothin, Kampung Lio, Kecamatan Pancoran Mas, Selasa (9/4/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Idris menjelaskan bahwa nama pasar tumpah diubah menjadi “pasar rakyat” dengan beberapa alasan.”Kita mengalihkan nama pasar tumpah, biar gak tumpah benaran, kesannya pasar tumpah itu berantakan, makanya kita sebut pasar rakyat,” kata Idris.
Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok memiliki sejumlah alasan memperbolehkan pelaksanaan pasar tumpah yang biasanya muncul saat malam takbiran.
Pertama, pemerintah ingin mengajak masyarakat, pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan pihak TNI-Polri untuk berkolaborasi, sehingga akan tercipta keuntungan ekonomi di Kota Depok.”Dengan berkolaborasi juga ada keuntungan kemeriahannya, dan unsur fun-nya,” kata Kiai Idris.
Kedua, lanjut dia, pihaknya ingin mendisiplinkan masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan saat pelaksanaan pasar tumpah.”Kita akan mendisiplinkan warga terkait sampah, sebab kita bisa kok jadi orang yang disiplin, dengan pelaksanaan pasar tumpah tentu ada keuntungan ekonomi (uang) di masa lebaran, tapi jangan sampai sampahnya berserakan,” jelasnya.”Karena akan mencederai saudara-saudara kita yang mengurus sampah, sehingga mereka tidak bisa ikut takbiran dan sebagainya,” ujarnya.
Misalnya, ketika selesai pelaksanaan pasar tumpah pada pukul 03.00 WIB, lalu ada jangka waktu dari pukul 03.00 hingga 05.00 WIB untuk melakukan sweeping sampah.”Sweeping sampah selesainya sampai jam 05.00 WIB atau saat waktu Subuh, sehingga mereka (petugas kebersihan) bisa ikut Idulfitri,” kata Kiai Idris.
Untuk itu, pihaknya masih mengkaji terkait teknis dan mekanisme pelaksanaan pasar tumpah. Dimulai dari lapak bagi pelaku UMKM asal Kota Depok tidak dipungut bayaran hingga antisipasi sampah.”Teknis dan mekanismenya sedang dimusyawarahkan bersama para pelaku pasar tumpah, insyaAllah akan ada seremonialnya, sehingga terstruktur,” sebut dia.
“Minimal ada 2-3 titik pasar tumpah, misalnya di Jalan Raya Kalimulya, makanya lebih baik kita atur, daripada dibiarkan, sehingga menimbulkan sampah dimana-mana,” pungkas Idris. (Tuhari)